Kunci Sukses itu... Yakin dan Percaya pada Diri Sendiri!

Kunci Sukses itu... Yakin dan Percaya pada Diri Sendiri!

Tak ada kata lelah untuk belajar…
Tak ada kata menyerah untuk berjuang…
Selama kita yakin bisa melakukannya…
Maka kita…

PASTI BISA!!!

Rabu, 11 Agustus 2010

Menulislah… dan Biarkan Stress itu Menguap!!!


Pernah mendengar kata stress?? Atau pernah merasa seolah ada beban berat di pundak? Punya hal-hal yang selalu berkecamuk dalam kepala, dan seolah menjadi sebuah benang kusut?
Menulis, solusinya!
James W. Pennebaker, seorang psikolog, dalam bukunya Opening Up, mengungkapkan bahwa menulis itu dapat membebaskan seseorang dari tekanan hidup.

Dalam bukunya yang lain, Writing To Heal, beliau telah membuat satu kesimpulan penelitiannya bahwa orang yang secara teratur menulis tentang peristiwa-peristiwa yang traumatis dan menyedot emosi, 43% lebih jarang ke dokter dibandingkan dengan yang tidak pernah menulis. Orang-orang ini juga nampak lebih sehat, dinamis, ceria. Mereka nampak lebih siap secara mentalitas.

Secara teoritis (hee, maaf saya lupa sumbernya), dalam terminologi psikologi kesehatan, stres adalah kondisi di mana individu mempersepsikan adanya kesenjangan antara tuntutan fisiologis maupun psikologis dari lingkungan dengan sumber daya yang dimiliki individu untuk memenuhi kebutuhan tuntutan tersebut.

Mudahnya, kita dikatakan sedang stres saat ada stressor (challenging events; tuntutan lingkungan) yang kita nilai tidak cukup terpenuhi oleh kemampuan kita (resources; sumber daya).

Bahasa mudahnya lagi, stress itu bisa muncul kalo banyak tuntutan dari luar tapi kita ‘merasa’ tidak bisa memenuhi tuntutan-tuntutan itu.

Beberapa di antara kita punya cara tersendiri dalam mengatasi stress. Namun, tak jarang pula ada yang justru memendam masalahnya secara berlarut-larut. Oops… ini bias bahaya… seperti bom waktu, ketika sudah mencapai puncak, ia bisa saja meledak… dan tentunya, akibat yang ditimbulkan bisa sangat mengerikan.

Saya seringkali mempraktikan, jika ada masalah, ya menulis, atau curhat langsung sama Alloh, yang jelas harus diungkapkan… meski yang tau hanya diri kita dan Rabb kita.


Biasanya, saat ada masalah, saat sedang dalam amarah, saat sedih atau gembira, dll., sebisa mungkin saya menyempatkan diri untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan. Mengapa?

Pertama. Menulis (misal dalam bentuk diary – yang menurut Jufran Helmi adalah tulisan tanpa judul, mengandung banyak topik, yang ditulis secara harian, ringan, responsif, personal dan subjektif) bagi saya dapat menjadi memoar tersendiri. Inilah yang akan menjadi buku sejarah kehidupan saya! Yang akan mengingatkan saya akan hal-hal bodoh yang pernah saya lakukan, mengingatkan saya akan hal-hal menyenangkan dan mengharukan sekaligus menegangkan yang pernah saya alami. Dan jauh lebih dari itu, catatan ini yang bisa dijadikan salah satu acuan untuk bisa lebih baik dan lebih baik lagi.

Bukankah Bung Karno pernah mengatakan “Jangan sekali-kali melupakan sejarah!”…?

Jadi… menulislah, sobat! Tuliskan sejarah kehidupanmu agar kelak bisa dijadikan pelajaran baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Ingat…  kebanyakan orang-orang besar pun (seperti Albert Einstein dan Leonardo Da Vinci) senang menulis catatan harian kehidupannya lho! ^^

Kedua. Menulis itu bisa jadi salah satu terapi stress yang paling mudah, murah, dan menyenangkan. Kita bisa mengungkapkan apa pun melalui tulisan. Terlepas apakah akan di ekspos atau tidak (tapi sebaiknya kalau menyangkut masalah pribadi, simpan untuk diri sendiri saja, ya…).

Ketiga. Menulis itu memang mudah!

Coba deh sahabat cari pesan-pesan dari para penulis besar dan kesohor untuk para penulis pemula. hampir semuanya mengatakan, “menulislah sekarang juga!”

Jangan kalah sebelum berperang, sobat!

Hilangkan pikiran “tulisan saya kan aneh. Saya nggak bisa nulis. Saya nggak biasa nulis. Nulis itu buat apa? Dan bla… bla… bla…”

Nggak perlu mikirin mutu terlebih dahulu. Yang penting, kamu mau menulis!

Semakin sering kamu menulis, akan semakin baik. Ingat… bisa itu, karena biasa. Biasa itu, karena dipaksa. Lho? Paksakan saja meski awalnya sulit. Satu paragraf pun tak mengapa. Yang penting nulis!

Insya alloh… semakin sering kita menulis, maka kemampuan menulis kita pun akan meningkat. Plus… kita pun (insya alloh) akan lebih ringan dan terbiasa mengatasi tantangan-tantangan hidup karena ya itu tadi, menulis dapat membebaskan seseorang dari tekanan hidup. Betul? Betul? ^^

Soichiro Honda mengatakan, keberhasilan itu, 98% ditentukan oleh kegagalan (terbukti kan, kebanyakan orang yang berhasil itu adalah mereka yang bisa bangkit dari kegagalannya), sementara bakat hanya menyumbangkan 2%.

Senada dengan itu, Marion Zimmer Bradley, seorang penulis buku yang sukses mengatakan bahwa keberhasilan menjadi penulis hebat 90% ditentukan oleh kerja keras, sedangkan bakat atau inspirasi hanya menyumbang 10%. 

So…. Menulislah! Dan biarkan stress itu menguap!

4 komentar:

  1. like diz..ukh..
    bener..bener..
    kalau lagi stress mending dtuliskan dalam kata2..
    insyaALLAH nantinya juga ilang sendiri stressnya..

    BalasHapus
  2. siip...
    jazakillah atas komentarnya... ^_^

    BalasHapus
  3. terima kasih ukh...
    untk mengingatkan saya lg untuk slalu rajin tuk menulis sejarah hidup...

    keep spirit tuk slalu menulis ukh..

    BalasHapus
  4. Yupz... sama-sama... ^^

    Jazakallah sudah membaca dan ikut menyemangati... ^^

    BalasHapus