Sahabat, pernah mendengar istilah labeling?
Bagi yang pernah atau sedang mempelajari sosiologi atau psikologi mungkin pernah mendengar istilah ini. Tentu saja, antum pun mungkin termasuk salah satu yang pernah mendengar, melihat, atau paham mengenai istilah yang satu ini.
Labeling adalah proses melabel seseorang. Teori labeling memiliki hipotesis bahwa label (cap) yang diterapkan kepada seseorang akan mempengaruhi perilaku orang tersebut, khususnya label yang bersifat negatif. Menurut Peggy Thoits (1999), orang yang diberi label menyimpang (deviant), dan diperlakukan sebagai orang yang menyimpang, akan menjadi menyimpang.
Labeling bisa berdampak positif maupun negatif. Bagi mereka yang mendapat labeling yang baik, mungkin bisa menjadi pribadi yang baik. Demikian pula sebaliknya. Bagi mereka yang mendapat labeling negatif, bukan tidak mungkin bahwa itu bisa membuatnya memiliki karakter yang negatif.
What have to be labeled are jars... not people. |
Jika seseorang telah dicap sebagai (katakanlah) pencuri, kemudian diperlakukan seperti seorang pencuri (dijauhi, digunjingkan, dsb), maka hal ini lama kelamaan akan membekas dalam dirinya. Orang tersebut akan mulai berpikir bahwa dirinya memang pencuri, bahwa tidak ada gunanya berbuat baik, karena semua orang ‘sudah menganggapnya’ sebagai seorang pencuri, akhirnya… ia benar-benar menjadi seorang pencuri. Bukankah ini tidak adil?
Mengapa kita enggan memberi kesempatan kepada mereka yang pernah berbuat kesalahan untuk memperbaiki diri? Bukannya memotivasi agar bisa berubah menjadi lebih baik, kita justru memberi hukuman dengan labeling yang bisa membuat dirinya lebih terpuruk bahkan menjadi seorang pencuri yang benar-benar pencuri.
Sahabat, saya sungguh prihatin melihat hal ini. Masih banyak masyarakat kita yang melakukan negative labeling baik disadari ataupun tidak. Mengapa saya prihatin? Karena sungguh tak ada manusia yang sempurna!
Dewasa ini (di luar zaman para nabi dan rasul), siapa yang berani mengatakan bahwa dirinya tak pernah berbuat salah? Saya pikir tidak ada…
Sahabat, meski kita pernah sakit hati, pernah menangis, pernah menderita, pernah rugi, dan pernah-pernah yang lain akibat ulah seseorang, tapi… coba tanya pada hati nurani kita… jauuuh… di lubuk hati yang terdalam.
Jangan tutup mata hati dan pendengaranmu dari kejujuran hati kecilmu yang tidak pernah berdusta… bukankah di sana masih ada kelembutan untuk memaafkan??? Memberi kesempatan pada seseorang untuk memperbaiki dirinya.
Rusak susu sebelangga karena nila setitik itu bisa saja digunakan. Hanya saja, bagi saya… itu justru akan mengeraskan hati kita untuk tidak memberi maaf.
Sahabat, bukankah Tuhan pun akan memberi kesempatan pada hambaNya yang ingin bertaubat?
Lantas… kita yang notabene adalah ‘makhlukNya’, ‘ciptaanNya’, apakah pantas untuk menolak keinginan dan usaha seseorang yang pernah terjerumus ke jurang kemaksiatan padahal Allah saja mau memaafkan saat ia bertaubatan nasuuha???
Maka maafkanlah, sobat…
Maafkanlah mereka yang pernah berbuat salah padamu… pada yang teman-temanmu… keluargamu… semua…
Memaafkan itu mungkin sulit, tapi yakinlah… itu bisa dilakukan… bahkan sangat bisa dilakukan.
Saya berkata seperti ini bukan berarti saya pun sudah bisa dengan sempurna segera memafkan kesalahan orang yang pernah berbuat salah… tapi, saya harap, tulisan inilah yang akan mengingatkan saya (dan semoga sahabat sekalian) bahwa saling memaafkan itu memang indah.
Biarlah Tuhan yang memberi balasan atas perbuatan-perbuatannya…
Dan mari, kita bantu mereka untuk menapaki jalan kebenaran… jalan yang penuh keridhaanNya… jalan yang akan menuntun kita menuju jannahNya…
Sahabat,
Bukankah… dengan bersikap seperti itu hidup kita akan terasa lebih indah???
Wallahu a’lam bishshawab…
Semoga Alloh meringankan hati kita untuk memaafkan kesalahan saudara/i kita…
Aamiin…
Note:
Bagi mereka yang tengah ataupun pernah mendapat labeling yang negatif, bangkitlah, sobat!
Tunjukkan bahwa engkau telah berubah!
Tunjukkan bahwa dirimu yang sekarang jauh lebih baik dari dirimu yang sebelumnya!
Tak perlu sakit hati dengan sikap mereka…
anggap saja bahwa itu semua adalah jalan untuk menghapus kesalahanmu yang telah lalu…
dan yakinlah, bahwa waktu akan mengikis segala labeling itu… yang perlu kau lakukan sekarang adalah pembuktian!
Pembuktian bahwa kamu telah ‘berubah’!
Semangatlah! Alloh melihat usahamu!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar