The Real Talk Less and Do more…

Saudara-saudariku…

Di dunia ini, mungkin orang-orang yang menjadi the real talk less and do more termasuk kaum minoritas. Artinya… hanya sedikit yang mampu bersikap demikian. Anda pernah menemukan orang yang seperti itu? Kalau Ditta sendiri… jawabannya adalah “Ya!”

Maha Suci Alloh yang telah mempertemukan Ditta dengan orang yang sampai sekarang logat jawanya masih agak kental (apalagi setelah mudik, makin kental saja, hehe…). Teman satu kost, yang jarang pulang ke kostan saking sibuknya berorganisasi… :)

Sebuah Tamparan dari Seorang Sahabat

Saudara/i-ku…

Ditta punya seorang sahabat. Ia baik, lucu, imut, kocak, dan pintar. Dia termasuk salah seorang sahabat yang Ditta kenal sejak lama. Sama-sama satu SD, sama-sama satu SMP, dan sama-sama satu SMA. Alhamdulillah, sekarang ia sedang menempuh jenjang Strata 1 (S1) di Fakultas Kedokteran Gigi UNPAD.

Banyak hal yang telah kami lalui bersama. Sedih, senang, susah, hal-hal konyol, bahkan marah-marahan pun pernah kami lalui (Ditta katakan marah-marahan, karena seingat Ditta, kami memang tidak pernah bertengkar hebat.. kami sadar, bahwa dalam persahabatan itu memang seharusnya tidak ada kata maaf, karena sahabat akan memaafkan bahkan sebelum ada yang meminta maaf).

Namun, ada dua hal yang paling berkesan bagi Ditta. Paling berkesan selama persahabatan kami hingga saat ini. Sebuah tamparan… dari seorang sahabat, dan epilog kami di SMA.

Arti Sebuah Keikhlasan

Saudara-saudariku…

Suatu hari sahabat saya pernah berkata,

“Kamu tuh beruntung, ya…”

Ditta yang notabene belum “ngeh” dengan maksud perkataannya kontan bertanya.

“Beruntung gimana maksudnya?”

Dan ia pun menjelaskan… Ditta lupa persisnya seperti apa, tapi intinya kurang lebih seperti ini:

Alloh...

Saudara-saudariku....

pernahkah... di tengah keramaian engkau berjalan...
kemudian memejamkan mata sejenak...
merasakan denyut jantungmu...
setiap hembus nafasmu...
dan menyebut namaNya...

Alloh.... Alloh....
terus... seirama dengan detak dan denyut jantungmu....

sungguh...
panas pun terasa sejuk...
penat pun terasa lengang...
karena cinta padaNya...

indah, ya??? ^_^

memories...

saat berjalan menuju sekre HMK

dan terik matahari menemani... :)

Sesungguhnya semua yang ada di langit, di bumi, beserta isi di antara keduanya adalah milik Alloh swt…

Saudara-saudariku….

Bukankah, sejatinya kita tidak pernah kehilangan apapun, karena semua adalah milik-Nya?

Bagi yang sedang merasa kehilangan seseorang yang sangat berarti, mungkin cukup berat untuk menerimanya.

Tapi…

Yakinlah…

bahwa Alloh itu Maha Kuasa, Ar Rahmaan, Ar Rahiim…

Tidak ada keputusanNya yang akan membuat hamba-hamba yang mencintaiNya menderita…

Sedih itu tak mengapa, tapi larut dalam kesedihan harus kita hindari.

Bangkitlah sobat…

Tunjukkan pada mereka yang telah memenuhi panggilanNya, bahwa engkau bisa menjadi pribadi yang lebih tangguh, lebih kuat, dan lebih bijak.

Yakinlah…

Bahwa ini… adalah skenario terindah yang telah Alloh siapkan untukmu, untuk keluargamu, dan untuk mereka yang telah meninggalkanmu…

September 1, 2010

When the nite is so dark…

Note: catatan ini ditulis untuk mengenang kepergian ayahanda Ari Raharja yang telah memenuhi panggilan Rabb Semesta Alam, Senin, 31 Agustus 2010 (21 Ramadhan 1431 H)…

Semoga Alloh menerima semua amal ibadahnya, menghapus segala dosanya, dan memasukkan beliau ke dalam golongan calon penghuni surga. Aamiin…

Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji-‘uun…

“Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali."

(QS. Al Baqarah: 156)